Archive | 17 Mei 2012

Tanggal Pertemuan Tergantung di Dahan Pohon Ek

Mei, bukannya aku tidak mencintaimu, tapi aku hanya ingin Juni lekas sampai di sini, menari denganku di samping hembusan angin yang menebar melodi-melodi pertemuan. Meski serobek undangan itu masih menggantung di dahan pohon Ek yang tampak mudah patah disentuh angin. Tapi semoga rindu bisa menahannya agar tidak tergoyang apalagi gugur, sebelum sepasang angka di undangan itu diberi bulatan merah di kalender kita. Jadi kenangan.

Aku takkan memaksa angin menyanyikan lagu dengan tiga kata yang sering bolak-balik kita ucapkan setiap lima menit sekali, dulu. Tidak, cukup melihatmu beberapa ratus menit saja cukup. Seperti mengisi ulang napas rindu yang terselip di dahan ilalang yang sudah hampir mengering.

Tapi kita tahu setiap jadwal tercipta selalu ada dua arah mata angin berlawanan, jadwal akan mengutuh jadi pertemuan atau menguap batal jadi kenangan.

Setelah pagi ini apa aku masih boleh sedikiiiiit saja berharap Juni akan tetap datang ke sini denganmu, menemaniku menari di ladang ilalang meski hanya beberapa menit?

Ita
16-17 Mei 2012

foto