Arsip

Semoga Sebentar

Merasa lega dan sedih barengan itu aneh, ya? Hehe..

Lega karena pertanyaanku bertahun-tahun kepada Tuhan mungkin terjawab dengan kejadian ini, mungkin. Hehe… si bodoh ini masih saja berharap.

Tapi, berharap kan tidak apa-apa, iya kan? Hidup masih berjalan entah sampai kapan, kita tidak pernah tau akan dibawa ke mana. Kita tidak pernah bisa menduga akan bertemu dengan siapa saja besok. Jadi, tidak apa-apa kan masih berharap keajaiban?

Mungkin malaikat di sebelahku gemas membaca pikiranku, “Kapan sadarnya, hei! Sudah dikasih kode, masih ajaaa…”

Sedih karena jawaban Tuhan sepertinya tidak seperti yang aku harapkan. Tapi, Tuhan Maha Tahu, sedangkan kita tidak. Mungkin jawabannya lebih baik daripada harapanku.

Aku paham, Tuhan tidak mungkin menjadikan sesuatu tanpa ada kebaikan di dalamnya. Aku tahu, Tuhan adalah sebaik-baiknya perencana.

Hanya… hari ini, aku masih ingin berduka. Sebentar. Semoga sebentar. πŸ™‚

–19062021 | ita

Mas Jo (sebuah surat)

Pic: pinterest

Selamat Malam Mas Jo(doh),

Kamu lagi memikirkan apa saat aku menuliskan ini? Mungkin kamu belum memikirkanku ya.. belum tahu namaku? Sama.. aku juga belum tahu namamu. Semesta masih seru mengajak kita main tebak-tebakan. 🀧

Hei, nanti.. suatu hari kalau kita sudah bertemu aku akan kasih lihat surat ini, kita baca sama-sama, ya, silakan mertawakan aku yang aneh ini. πŸ˜…

Baca lebih lanjut

Helena Gomez Mencari Cinta !

 

 

page1

Helen, lagi browsing jodoh via internet ya? Serius amat! πŸ˜€

Bertepatan dengan hari ulang tahun blog saya yang keenam (padahal mestinya sih lupa kalau aja WP gak ngasih tahu, hhi..), saya mau cerita tentang peliharan saya di rumah, namanya Helen. Namanya panjangnya Helena Gomez (kembaran Selena Gomez? Mungkin. :p). Hanya bedanya sampai hari ini Helena Gomez belum menemukan Justin Biebernya alias masih single ting-ting. Baca lebih lanjut

Suatu Hari dan Kenangan-Kenangan

page2

Rasanya baru kemarin kalau diingat-ingat kenangannya, tapi kalau diingat-ingat janji nulis review perjalanannya rasanya sudah bertahun-tahun lalu. Hha.. Bukan pura-pura lupa tapi memang belum sempat, maklum saya semakin tenggelam sebagai penulis bayaran. Kalau gak salah hari itu bulan Januari ya, tapi kayaknya bukan tanggal 11 seperti lagunya GIGI. Tanggal berapa yah? Saya agak lupa, mungkin sekitar tanggal 25-an? Itu hari pertama pertemuan kami setelah entah sudah berapa lama kami bertemu hanya via teks-teks digital saja. Kami, Beta (Hinata Tachibana), Gun (Kokinos Te), Rezky (gak ada nama samarannya :P), Naili, Kak Rya, dan Mbak Dian (Kakaknya Naili yang belum pernah kenal sama sekali sebelumnya) dan saya.
Baca lebih lanjut

Siapakah Dia?

image

Kepada Pemilik Takdir,

Bahkan aku tidak berani meminta yang sempurna, bukan karena aku tak percaya Engkau Yang Maha Mengabulkan Doa akan memberikannya. Namun karena aku tahu, diri pun jauh dari sempurna. Sedangkan Engkau tentu saja lebih tahu yang seperti apa yang sempurna untukku itu. Siapakah dia? Di mana dia sekarang? Dan kapan Engkau berkenan membiarkan kami saling bertemu, saling mengenal, mendekat dan jatuh cinta? Aku begitu merindukannya meski sampai detik ini aku tak tahu pasti siapakah dia.

Ada satu hal yang begitu aku takuti, bagaimana jika seandainya kami sudah pernah dipertemukan, sedangkan aku mengabaikannya dan justru menyibukan diri dengan banyak hal yang sia-sia.

Aku tak meminta banyak, cukup jika dia sangat mencintai-Mu, mencintai keluarganya, mencintai aku dan keluargaku, cukup jika dia selalu berburu keridhoan-Mu dan tak pernah ingin melihatku bersedih. Cukup itu saja. Lindungilah dia, lindungilah aku, hingga kami Engkau pertemukan, Engkau satukan dalam bahagia yang selamanya.

Dan kepada Anda yang entah siapa dan di mana, lekaslah datang, apakah Anda tak ingin cepat-cepat bertemu denganku?

–29062014

Kepada Seseorang yang Setiap Aku Melihat ke Dalam Matanya

home Kepada seseorang yang setiap aku melihat ke dalam matanya, aku membayangkan suatu hari di rumah mungil kami yang berdekatan pantai. Setiap lepas Maghrib berkumpul anak-anak kecil di teras rumah kami yang harum aroma anyelir dan dipagari ivy yang lebat. Anak-anak kecil duduk melingkar di sisinya, belajar mengeja huruf-huruf hijaiyah atau sesekali ia mendongengkan mereka riwayat-riwayat di masa Nabi. Aku duduk di bibir pintu dekat teras, memandanginya, setelah menata cangkir-cangkir berisi teh manis dan piring-piring kecil berisi kukis.

–09082013| efek pasca Ramadhan πŸ™‚

gambar