Cinta dan rindu saja ternyata tidak cukup menggaransi satu hubungan. Belum bisa menjamin apa pun. Bukan jaminan lalu aku diizinkan memelukmu seutuhnya. Bukan jaminan kita bisa saling memeluk sesuka hati. Tuhan sudah tentukan batas-batasan skenarionya sendiri. mencintai, dicintai, ternyata tidak sesimpel itu, untuk menjadi kekasih. Tuhan sudah buat garis pembatasnya sendiri. Antara sedih dan bahagia. Semoga rasa ini baik-baik saja, wanginya abadi, tak membusuk disekap rasa yang salah, semoga musim dan malaikat menjaga rasa ini sampai waktu yang Tuhan buatkan untukmu-untukku. Ada calon kenangan yang menjelma lebih indah dari harapan. Semoga saja. Karena Tuhan selalu tahu batasannya. Bukan begitu, sayang…?
Ditulis :: karena banyaknya tumpukan undangan di kamar berapa hari ini. Anggap saja ini hadiah kecil untuk kalian yang akan berbahagia. Maaf, mungkin aku gak bisa datang satu-satu (karena kebanyakan tanggal bahagia itu gak pas weekend). Dengan sangat menyesal.
Hei, sungguh aku bukan menghindar dari pertanyaan-pertanyaan kalian yang pasti akan itu-itu saja, “lalu kapan kamu menyusul?”, “Mana undanganmu untuk kita?”, “Mana gandenganmu?” 😀
Tapi bukankah kado doa lebih baik dari keramik kaca atau amplop terisi uang, Teman.
Semoga bahagia selalu mengiringi, walaupun ada tengkar atau tangis kelak menyusup, semoga itu hanya untuk mempererat hubungan kalian, membuatnya wangi abadi.
Jakarta, 17 Februari 2012