Tag Archive | rasa

Semangkok Rasa yang Hangat

Di pinggir terotoar, gerobak pedagang sekoteng bercat merah-biru-hijau menepi di sana, di bawah pohon angsana. Sebuah bangku kayu panjang diduduki sepasang kekasih (sepertinya). Mangkok kecil di tangan mereka, sama, isinya, warna mangkoknya, dan bunyi denting sendok, sama.
Tapi tiba-tiba si laki-laki bertanya setengah berbisik, “bagaimana rasanya?”
Padahal aku yakin rasa sekoteng di masing-masing itu pun sama. Sudah tahu pasti sama untuk apa ditanya lagi? Seperti itu, kadang cinta butuh basa-basi kah? Mungkin untuk menambah hangat dari mangkok sekoteng itu, mengusir kata-kata yang kaku, melempar sepi ke ujung trotoar. Atau… Logika mereka sedang memang di atas normal saat berduan? Bingung memilih cara berbasa-basi. Lucu.

 

tadi malam

cikarang, 20 februari 2012

gambarnya

Lalu Dia Sedang Bagaimana?

Menunggu sesuatu yang belum berjadwal. Mencintai yang belum tahu bentuknya. Mencari yang belum pasti ada. Merindu untuk sesuatu yang belum tentu pun punya rindu sama. Menyelipkan perasaan untuk sesuatu yang belum berarah. Ada yang lebih tidak jelas dari malam ini? Katanya malam sedang kesepian, apa lagi aku. Lalu dia sedang bagaimana?

itaita
13 Januari 2012, malam

gambarnya

Jadi Seperti Apa (?)

#gambarnya !

Seperti apa rasa kita ini untukmu…?

seperti angin kah? Ya. sebenarnya ada, tapi tak bisa kau lihat. sebenarnya terus bergerak, berhembus. mendekatimu, berputar, tapi tak bisa kau jamah. dia teriak memintamu sempatkan berapa detik untuknya, tapi kau tak juga mendekat. hanya terasa tapi tak berasa untukmu. ya, seperti itu.

karena kau tak pernah anggap itu ada, kau tak mau sempatkan sekedar meliriknya, menghirup apa lagi menyimpannya di dalam saku kemejamu. Baca lebih lanjut